Daftar artikel

Selasa, 23 September 2014

Pertemuan 5 ~ Silogisme dan Kesesatan (Fallacia)

Pada pertemuan kemarin, dosen saya menjelaskan tentang Sillogisme dan Fallacia . 
Menurut saya ini menarik, karena dapat lebih menjelaskan hal hal yang biasanya kita anggap biasa tetapi ternyata salah dalam penggunaan. Selamat membaca. :)


Silogisme

Sillogisme adalah suatu simulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru.

Macam-macam Sillogisme ada dua, yaitu Silogisme katagoris dan silogisme hipotesis.

Cara menentukan Silogisme yaitu tentukan lebih dulu simpulannya, lalu tentukan alasannya. Jika S dan P sudah diketahui dalam simpulan, susunlah silogisme yang terdiri dari 3 bagian: simpulan (S-P), Premis minor (yang mengandung S dan M), dan premis mayor (titik tolak penalaran, dimana ada P dan M).

Silogisme Kategoris artinya silogisme yang premis dan simpuloannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Contoh :
M-P  Buah baik untuk kesehatan.
S-M  Apel merupakan buah.
S-P   Maka, apel baik untuk kesehatan.
Bila penalaran baik, silogisme memperlihatkan alasan dan dasarnya.

Silogisme Kategoris Tunggal , mempunyai dua premis, terdiri dari 3 term S,P,M.
Aturannya premis minor harus sebagai penegasan, sedangkan premis mayor bersifat umum.

Bentuk-bentuk silogisme katagoris tunggal:
(1)   M adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor.
Aturan : Premis minor harus sebagai penegasan, sedangkan premis mayor bersifat umum.
Misal :
M-P Semua mahasiswa Psikologi memakai batik pada hari jumat. (mayor)
S-M Ricka adalah mahasiswa Psikologi. (minor)
S-P Jadi Ricka memakai batik pada hari jumat. (simpulan)

(2)  M menjadi P dalam premis mayor dan minor
Aturan : Salah satu premis harus negatif.
Misal :
P-M Kucing adalah hewan menyusui. (mayor)
S-M Ayam bukan hewan menyusui. (minor)
S-P Kucing bukan ayam. (simpulan)
(3)   M menjadi S dalam premis mayor dan minor.
Aturan : Premis minor harus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular.
Misalnya :
M-P Manusia membutuhkan pendidikan. (Mayor)
M-S Sebagian manusia tidak memiliki dana. (Minor)
S-P Jadi, sebagian manusia tidak memiliki dana membutuhkan pendidikan. (simpulan).

(4)  M adalah P dalam premis mayor dan S dalam premis minor.
Aturan : Premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan bersifat partikular.
Misalnya :
P-M Manusia adalah makhluk hidup. (mayor)
M-S Semua makhluk hidup membutuhkan makanan. (minor)
S-P Jadi, sebagian yang membutuhkan makanan itu manusia. (simpulan)

Silogisme Kategoris Majemuk adalah bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dari tiga premis.

Epicherma adalah silogisme yang salah satu/kedua premisnya disertai alasan.

Entymema adalah silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Salah satu premis/simpulan, disebut juga silogisme yang disingkat.

Polisilogisme adalah deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.

Soristes adalah silogisme yang premisnya lebih dari dua. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain sedemikian rupa, sehinga predikat dari putusan yang satu jadi subjek putusan berikutnya.

Hukum silogisme kategoris adalah 1) Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga tem (S,M,P); 2) M tidak boleh masuk dalam kesimpulan, karena term M berfungs mengadakan perbandingan dengan term-term lan; dan 3) Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya.


Kesesatan Pemikiran (Fallacia)

Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.
Kesesatan fakta : Ahmad lahir dengan bintang gemini, maka hidupnya penuh dengan persoalan.
Kesalahan penalaran

Klasifikasi kesesatan fakta ada 2, yaitu kesesatan formal dan kesesatan informal.
Kesesatan formal pelanggaran terhadap kaidah logika.
Contohnya Semua penodong berwajah seram. Semua pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah penodong. Apa yang dilanggar? (Kesesatan: Kedua premis menjadi mayor, ada kata “semua”)

Kesesatan informal menyangkut kesesatan dalam bahasa, misalnya kesesatan diksi.
Penempatan kata depan yang keliru, contoh: Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan.
Mengacaukan posisi subjek/predikat, contoh: Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
Ungkapan yang keliru, contoh: pencuri kawakan itu berhasil dirigkus polisi minggu lalu.
Amfiboli sesat karena struktur kalimat, contoh: Anto anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.

Kesesatan aksen/prosodi sesat karena penekanan yang salah dalam pembicaraan, contoh ada peraturan ‘Anda tidak boleh ganggu anak tetangga.’ Pak Budi bukan tetangga anda. Maka anda boleh mengganggu anaknya.

Kesesatan bentuk pembicaraan sesat karena orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain, contohnya dalam hal berpakaian artinya memakai pakaian, bersepeda artinya memakai sepeda, beristri memakai isteri.

Kesesatan aksiden yang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki, contoh sawo matang adalah warna. Orang Indonesia itu sawop matang. Maka orang Indonesia adalah warna.

Kesesatan Presumsi dibagi menjadi generalisasi tergesa-gesa, non sequitur, analogi palsu, penalaran melingkar (petitio principii), deduksi cacat, dan pikiran simplisit.

Menghindari persoalan seperti argumentum ad hominem, argumentum ad mistericordiam, argumentum ad baculum, argumentum ad auctoritatem, argumentum ad ignorantiam, argumen untuk keuntungan seseorang, dan non causa pro kausa.

Kesesatan retoris terdiri dari eufemisme/disfemisme, penjelasan teoritik,  steretipe, innuendo, loadin question, weaseler, downplay, lelucon, hiperbola, pengandaian, dan dilema semu. 

6 komentar:

  1. blog kamu sudah rapi, bermanfaat dan bagus regina :) aku kasih kamu nilai 87 ya.. keep writing temannn!! hehe

    BalasHapus
  2. Blognya udah rapi, enak dibaca. Keep posting! Nilainya 88 yaa :)

    BalasHapus
  3. blognya rapi dan isinya lengkap 89 deh buat rere :D

    BalasHapus
  4. Lengkap banget isinya, nilainya 90 yaa :)

    BalasHapus
  5. Bagus re, rapih dan lengkap, 87 ya

    BalasHapus