Pada pertemuan kemarin, dosen saya menjelaskan tentang Sillogisme dan Fallacia .
Menurut saya ini menarik, karena dapat lebih menjelaskan hal hal yang biasanya kita anggap biasa tetapi ternyata salah dalam penggunaan. Selamat membaca. :)
Silogisme
Sillogisme adalah suatu simulan dimana
dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yang baru.
Macam-macam Sillogisme ada dua, yaitu
Silogisme katagoris dan silogisme hipotesis.
Cara menentukan Silogisme yaitu tentukan
lebih dulu simpulannya, lalu tentukan alasannya. Jika S dan P sudah diketahui
dalam simpulan, susunlah silogisme yang terdiri dari 3 bagian: simpulan (S-P),
Premis minor (yang mengandung S dan M), dan premis mayor (titik tolak
penalaran, dimana ada P dan M).
Silogisme Kategoris artinya silogisme yang
premis dan simpuloannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Contoh :
M-P
Buah baik untuk kesehatan.
S-M
Apel merupakan buah.
S-P
Maka, apel baik untuk kesehatan.
Bila penalaran baik, silogisme
memperlihatkan alasan dan dasarnya.
Silogisme Kategoris Tunggal , mempunyai
dua premis, terdiri dari 3 term S,P,M.
Aturannya premis minor harus sebagai
penegasan, sedangkan premis mayor bersifat umum.
Bentuk-bentuk silogisme katagoris tunggal:
(1) M
adalah S dalam premis mayor dan P dalam premis minor.
Aturan : Premis minor harus sebagai penegasan, sedangkan premis
mayor bersifat umum.
Misal :
M-P Semua mahasiswa Psikologi memakai batik pada hari jumat.
(mayor)
S-M Ricka adalah mahasiswa Psikologi. (minor)
S-P Jadi Ricka memakai batik pada hari jumat. (simpulan)
(2) M menjadi P dalam premis mayor dan minor
Aturan : Salah satu premis harus negatif.
Misal :
P-M Kucing adalah hewan menyusui. (mayor)
S-M Ayam bukan hewan menyusui. (minor)
S-P Kucing bukan ayam. (simpulan)
(3) M
menjadi S dalam premis mayor dan minor.
Aturan : Premis minor harus berupa penegasan dan simpulannya
bersifat partikular.
Misalnya :
M-P Manusia membutuhkan pendidikan. (Mayor)
M-S Sebagian manusia tidak memiliki dana. (Minor)
S-P Jadi, sebagian manusia tidak memiliki dana membutuhkan
pendidikan. (simpulan).
(4) M adalah P dalam premis mayor dan S dalam
premis minor.
Aturan : Premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan
bersifat partikular.
Misalnya :
P-M Manusia adalah makhluk hidup. (mayor)
M-S Semua makhluk hidup membutuhkan makanan. (minor)
S-P Jadi, sebagian yang membutuhkan makanan itu manusia.
(simpulan)
Silogisme Kategoris Majemuk adalah bentuk silogisme
yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dari tiga premis.
Epicherma adalah silogisme yang salah
satu/kedua premisnya disertai alasan.
Entymema adalah silogisme yang dalam
penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Salah satu
premis/simpulan, disebut juga silogisme yang disingkat.
Polisilogisme adalah deretan silogisme
dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang
lainnya.
Soristes adalah silogisme yang premisnya
lebih dari dua. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain sedemikian rupa,
sehinga predikat dari putusan yang satu jadi subjek putusan berikutnya.
Hukum silogisme kategoris adalah 1)
Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga tem (S,M,P); 2) M tidak boleh
masuk dalam kesimpulan, karena term M berfungs mengadakan perbandingan dengan
term-term lan; dan 3) Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari
premis-premisnya.
Kesesatan Pemikiran (Fallacia)
Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam
logika, bukan kesalahan fakta, tapi kesalahan atas kesimpulan karena penalaran
yang tidak sehat.
Kesesatan fakta : Ahmad lahir dengan
bintang gemini, maka hidupnya penuh dengan persoalan.
Kesalahan penalaran
Klasifikasi kesesatan fakta ada 2, yaitu
kesesatan formal dan kesesatan informal.
Kesesatan formal pelanggaran terhadap
kaidah logika.
Contohnya Semua penodong berwajah seram. Semua
pengamen berwajah seram. Jadi semua pengamen adalah penodong. Apa yang
dilanggar? (Kesesatan: Kedua premis menjadi mayor, ada kata “semua”)
Kesesatan informal menyangkut kesesatan
dalam bahasa, misalnya kesesatan diksi.
Penempatan kata depan yang keliru, contoh:
Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan.
Mengacaukan posisi subjek/predikat, contoh:
Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
Ungkapan yang keliru, contoh: pencuri
kawakan itu berhasil dirigkus polisi minggu lalu.
Amfiboli sesat karena struktur kalimat,
contoh: Anto anak Bu Lasma yang hilang ingatan lari dari rumah.
Kesesatan aksen/prosodi sesat karena
penekanan yang salah dalam pembicaraan, contoh ada peraturan ‘Anda tidak boleh
ganggu anak tetangga.’ Pak Budi bukan tetangga anda. Maka anda boleh mengganggu
anaknya.
Kesesatan bentuk pembicaraan sesat karena
orang menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain, contohnya
dalam hal berpakaian artinya memakai pakaian, bersepeda artinya memakai sepeda,
beristri memakai isteri.
Kesesatan aksiden yang aksidental
dikacaukan dengan hal yang hakiki, contoh sawo matang adalah warna. Orang
Indonesia itu sawop matang. Maka orang Indonesia adalah warna.
Kesesatan Presumsi dibagi menjadi
generalisasi tergesa-gesa, non sequitur, analogi palsu, penalaran melingkar
(petitio principii), deduksi cacat, dan pikiran simplisit.
Menghindari persoalan seperti argumentum ad hominem, argumentum ad
mistericordiam, argumentum ad baculum, argumentum ad auctoritatem, argumentum
ad ignorantiam, argumen untuk keuntungan seseorang, dan non causa pro kausa.
Kesesatan retoris terdiri dari
eufemisme/disfemisme, penjelasan teoritik,
steretipe, innuendo, loadin question, weaseler, downplay, lelucon,
hiperbola, pengandaian, dan dilema semu.
blog kamu sudah rapi, bermanfaat dan bagus regina :) aku kasih kamu nilai 87 ya.. keep writing temannn!! hehe
BalasHapusBlognya udah rapi, enak dibaca. Keep posting! Nilainya 88 yaa :)
BalasHapusblognya bagus dan jelas, dapet 88 yaa :)
BalasHapusblognya rapi dan isinya lengkap 89 deh buat rere :D
BalasHapusLengkap banget isinya, nilainya 90 yaa :)
BalasHapusBagus re, rapih dan lengkap, 87 ya
BalasHapus